Friday, April 19, 2013
Kado Milad untuk PKS ku
Bukan sebuah kado istimewa, tulisan ini hanya ungkapan kesyukuran kepada Tuhan karena telah memberi saya kesempatan untuk bergabung di partai ini. PKS di usia yang ke 15, usia remaja dan menggeloranya semangat perjuangan.
Saya mengenal partai ini sejak berdirinya di tahun 1998, saat itu umurku 10 tahun, masih terdaftar sebagai murid di salah satu sekolah dasar di kampungku. Masih teringat saat itu, rombongan partai keadilan (PK) melakukan pawai dan singgah di kampung kami. Sebagai anak kampung di desa terpencil melihat keramaian seperti itu sangat menarik perhatian, apalagi rombongannya melakukan pawai dengan banyak mobil. Itu barang langka di kampung kami. Kehadiran PK disambut baik oleh warga, PK hadir dengan suasana islam yang kental, sama seperti jiwa-jiwa warga kampung kami. Dan alhasil PK bisa bersaing dengan golkar pada pemilu 1999 lalu.
Setelah itu, saya tidak pernah berinteraksi lagi dengan partai berlambang bulan sabit kembar tersebut, sampai akhirnya pada tahun 2006, sehari setelah pengumuman kelulusan UAN tingkat SMA sederajat, Sinjai dilanda musibah banjir bandang. Saya bertemu lagi dengan aktivis PK yang ternyata sudah berganti nama jadi PKS. Saya kembali berinteraksi, saat itu menjadi relawan, kami sampai ke pelosok menyalurkan bantuan.
Setelah itu, bapak yang juga aktif di pengajian PKS selalu mengajak saya untuk turut serta, namun saat itu belum tertarik saja. Saya hanya mengantar bapak setelah itu pulang lagi ke rumah. Saya merasa pengajian PKS tidak menarik karena hanya diikuti oleh orang seumuran bapak. Saya tidak pernah sekalipun ikut pengajiannya sampai akhirnya saya lulus SPMB di salah satu kampus swasta di Makassar.
Ternyata di Makassar saya malah terjebak di PKS, dosen dan teman-teman saya adalah kader PKS. Pekan pertama di Makassar saya mulai ikut pengajian dalam lingkaran kecil itu. Ada semangat karena kawan-kawanku seumuran denganku, dan yang menjadi guru ngaji (murabbi) juga tidak jauh beda umurnya. Pertemuan pertama itu membuatku jatuh cinta, selalu merindukan pertemuan kecil itu. Jika ada yang mengatakan di PKS hanya membahas masalah politik, tentunya saya membantah hal tersebut, karena hal pertama yang disampaikan di pengajian-pengajian PKS adalah tentang aqidah, ibadah dan moral.
Dan cinta itu membuat saya betah untuk membersamai perjalanan dakwah PKS, susah dan senang sudah dilalui bersama. Pertarungan demi pertarungan di pilkada memberi pelajaran bagaimana menyikapi kemenangan dan kekalahan. di PKS saya belajar mengenal Islam, belajar menjadi orang baik dan bermanfaat bagi sesama.
diusianya yang ke 15 saya hanya menitipkan doa pada Tuhan, semoga partai ini akan selalu memberi manfaat bagi masyarakat, semoga saya dan kawan-kawan diberikan kekuatan untuk terus membersamai langkah PKS. dan saya ingin mengatakan, saya tidak pernah menyesal memilih jalan ini, dan ini adalah satu diantara keputusan terbaik dalam hidupku. I Love PKS
Saya mengenal partai ini sejak berdirinya di tahun 1998, saat itu umurku 10 tahun, masih terdaftar sebagai murid di salah satu sekolah dasar di kampungku. Masih teringat saat itu, rombongan partai keadilan (PK) melakukan pawai dan singgah di kampung kami. Sebagai anak kampung di desa terpencil melihat keramaian seperti itu sangat menarik perhatian, apalagi rombongannya melakukan pawai dengan banyak mobil. Itu barang langka di kampung kami. Kehadiran PK disambut baik oleh warga, PK hadir dengan suasana islam yang kental, sama seperti jiwa-jiwa warga kampung kami. Dan alhasil PK bisa bersaing dengan golkar pada pemilu 1999 lalu.
Setelah itu, saya tidak pernah berinteraksi lagi dengan partai berlambang bulan sabit kembar tersebut, sampai akhirnya pada tahun 2006, sehari setelah pengumuman kelulusan UAN tingkat SMA sederajat, Sinjai dilanda musibah banjir bandang. Saya bertemu lagi dengan aktivis PK yang ternyata sudah berganti nama jadi PKS. Saya kembali berinteraksi, saat itu menjadi relawan, kami sampai ke pelosok menyalurkan bantuan.
Setelah itu, bapak yang juga aktif di pengajian PKS selalu mengajak saya untuk turut serta, namun saat itu belum tertarik saja. Saya hanya mengantar bapak setelah itu pulang lagi ke rumah. Saya merasa pengajian PKS tidak menarik karena hanya diikuti oleh orang seumuran bapak. Saya tidak pernah sekalipun ikut pengajiannya sampai akhirnya saya lulus SPMB di salah satu kampus swasta di Makassar.
Ternyata di Makassar saya malah terjebak di PKS, dosen dan teman-teman saya adalah kader PKS. Pekan pertama di Makassar saya mulai ikut pengajian dalam lingkaran kecil itu. Ada semangat karena kawan-kawanku seumuran denganku, dan yang menjadi guru ngaji (murabbi) juga tidak jauh beda umurnya. Pertemuan pertama itu membuatku jatuh cinta, selalu merindukan pertemuan kecil itu. Jika ada yang mengatakan di PKS hanya membahas masalah politik, tentunya saya membantah hal tersebut, karena hal pertama yang disampaikan di pengajian-pengajian PKS adalah tentang aqidah, ibadah dan moral.
Dan cinta itu membuat saya betah untuk membersamai perjalanan dakwah PKS, susah dan senang sudah dilalui bersama. Pertarungan demi pertarungan di pilkada memberi pelajaran bagaimana menyikapi kemenangan dan kekalahan. di PKS saya belajar mengenal Islam, belajar menjadi orang baik dan bermanfaat bagi sesama.
diusianya yang ke 15 saya hanya menitipkan doa pada Tuhan, semoga partai ini akan selalu memberi manfaat bagi masyarakat, semoga saya dan kawan-kawan diberikan kekuatan untuk terus membersamai langkah PKS. dan saya ingin mengatakan, saya tidak pernah menyesal memilih jalan ini, dan ini adalah satu diantara keputusan terbaik dalam hidupku. I Love PKS
0 comments:
Posting Komentar