Jangan kecewa dan sedih bila kebenaran berada pada posisi di bawah, diinjak-injak dan dinistakan. Yang penting Anda selalu berjalan di atasnya dan setia bersamanya sampai ajal datang.
Ibarat teman, bila Anda pada posisi berjaya, kaya, tenar dan sejahtera, siapapun akan mengatakan Anda adalah temannya. Orang yang tidak kenal mengenal akan mengaku sebagai famili dekat. Pejalan kaki di depan rumah Anda yang Anda sapa akan mengumumkan kepada dunia bahwa Anda adalah sepupunya.
Begitu juga kebenaran, bila dia selalu berada pada posisi menang, maka siapapun akan mengatakan bahwa dia adalah pembela kebenaran. Dialah orang yang mati-matian menjayakan kebenaran sampai ke tampuk kemegahan. Padahal yang dia lakukan hanyalah mengambil manfaat dan mencari kehidupan dari kebenaran. Berlindung dengan keteduhannya. Numpang tenar dan cari muka.
Selanjutnya, bagi sebagian orang, bahkan banyak orang yang memandang bahwa yang lagi berjaya itulah kebenaran. Kalau dia salah tidak akan mungkin berada di puncak. Inilah pandangan para 'abid dan 'abith terhadap kebenaran.
Akibat kepentingan dan cari selamat, maka pandangannya pun menjadi silau. Tidak bisa menentukan mana kebenaran dan mana kebatilan.
Kondisi seperti itu ditambah lagi sifat munafiknya kebatilan. Bagi kebatilan tidak jadi masalah melakukan apa saja, yang penting dia menang. Oleh karena itu, untuk mengelabui mata orang banyak, kebatilan tidak segan-segan memakai mantel kebenaran, tidak malu-malu memakai sorban kebaikan. Polesan apapun tak masalah, yang penting inti dalamnya.
Amat jauh berbeda dengan kebenaran. Pantangan bagi kebenaran kena noda kebatilan walau hanya setetes.
Bagi kebatilan tidak masalah dicampuri oleh kebenaran, karena pada akhirnya kebenaran pasti akan melebur jadi kebatilan. Bagaikan kotoran, bila dituangkan cendol sebanyak apapun ke dalamnya, maka cendol akan berubah menjadi kotoran. Mustahil kotoran yang berubah menjadi cendol.
Fa'tabiru ya 'ulil albab.
Oleh: Ustadz Zulfi Akmal
Al-Azhar Cairo
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Ibarat teman, bila Anda pada posisi berjaya, kaya, tenar dan sejahtera, siapapun akan mengatakan Anda adalah temannya. Orang yang tidak kenal mengenal akan mengaku sebagai famili dekat. Pejalan kaki di depan rumah Anda yang Anda sapa akan mengumumkan kepada dunia bahwa Anda adalah sepupunya.
Begitu juga kebenaran, bila dia selalu berada pada posisi menang, maka siapapun akan mengatakan bahwa dia adalah pembela kebenaran. Dialah orang yang mati-matian menjayakan kebenaran sampai ke tampuk kemegahan. Padahal yang dia lakukan hanyalah mengambil manfaat dan mencari kehidupan dari kebenaran. Berlindung dengan keteduhannya. Numpang tenar dan cari muka.
Selanjutnya, bagi sebagian orang, bahkan banyak orang yang memandang bahwa yang lagi berjaya itulah kebenaran. Kalau dia salah tidak akan mungkin berada di puncak. Inilah pandangan para 'abid dan 'abith terhadap kebenaran.
Akibat kepentingan dan cari selamat, maka pandangannya pun menjadi silau. Tidak bisa menentukan mana kebenaran dan mana kebatilan.
Kondisi seperti itu ditambah lagi sifat munafiknya kebatilan. Bagi kebatilan tidak jadi masalah melakukan apa saja, yang penting dia menang. Oleh karena itu, untuk mengelabui mata orang banyak, kebatilan tidak segan-segan memakai mantel kebenaran, tidak malu-malu memakai sorban kebaikan. Polesan apapun tak masalah, yang penting inti dalamnya.
Amat jauh berbeda dengan kebenaran. Pantangan bagi kebenaran kena noda kebatilan walau hanya setetes.
Bagi kebatilan tidak masalah dicampuri oleh kebenaran, karena pada akhirnya kebenaran pasti akan melebur jadi kebatilan. Bagaikan kotoran, bila dituangkan cendol sebanyak apapun ke dalamnya, maka cendol akan berubah menjadi kotoran. Mustahil kotoran yang berubah menjadi cendol.
Fa'tabiru ya 'ulil albab.
Oleh: Ustadz Zulfi Akmal
Al-Azhar Cairo
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Solusi smart berinvestasi bersama Ustd.Yusuf Mansur
0 comments:
Posting Komentar