RAMALLAH -- Seorang perunding Palestina pada Ahad menolak gagasan Washington untuk menghidupkan kembali pembicaraan perdamaian dengan Israel dengan landasan rencana untuk mendorong ekonomi Tepi Barat.
"Tak ada perdamaian ekonomi," kata perunding Palestina Saeb Erakat, yang mengomentari laporan media Israel bahwa Menteri Luar Negeri AS John Kerry telah memberitahu para pejabat Israel ia akan mengandalkan ekonomi dalam misinya guna melanjutkan perundingan --yang berhenti pada 2010.
Sura kabar Maariv Hebrew melaporkan Kerry memberitahu Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengenai pandangan Washington. Ia mengatakan peningkatan di bidang ekonomi akan "menciptakan suasana yang membantu pada tingkat politik".
"Ini tak mungkin sebab masalahnya murni politik dan ekonomi adalah bagian dari ekonomi," kata Erakat kepada radio Voice of Palestine sebagaimana dikutip Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Ahad malam.
Erakat mengatakan pembicaraan perdamaian memerlukan serangkaian kewajiban Israel di bidang politik, keamanan dan ekonomi. Dan itu melibatkan pembebasan tahanan Palestina yang ditahan sejak sebelum 1994, menghentikan kegiatan permukiman Yahudi, menghentikan serangan militer dan memberi pasukan Palestina wewenang lebih besar atas Tepi Barat Sungai Jordan.
Kunjungan paling akhir Kerry ke wilayah tersebut pekan lalu adalah yang kedua yang dilakukannya dalam waktu satu pekan, dan yang ketiga berturut-turut oleh pemimpin AS, sebab Presiden Barack Obama juga mengunjungi Israel dan wilayah Palestina pada Maret.ROL
Minggu, 14 April 2013
Palestina Tolak Tawaran AS Soal Israel
4/14/2013
No comments
***
Entri Populer
-
Jakarta - Beredarnya buku pelajaran SD yang memuat nuansa pornografi dinilai sebagai lemahnya pengawasan dalam alur penerbitan buku pela...
-
Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Anis Matta bersama rombongan berangkat ke Istanbul, Turki. Di Istanbul, Anis akan bertemu deng...
-
Jakarta- Penolakan kenaikan harga BBM terus gencar dilakukan oleh PKS. Saat ini 11/06 sedang berlangsung polling di website tempo.co menge...
0 comments:
Posting Komentar