Foto: vivanews
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) diminta Partai Keadilan Sejahtera (PKS) meminta untuk memeriksa semua nama asing yang terungkap di persidangan tipikor.
Wakil Sekjen PKS Fahri Hamzah menyatakan bahwa nama Sengman Cahya dan Bunda Putri yang terungkap di kasus suap impor daging sapi tidak pernah dihadirkan ke muka sidang. Padahal, dua nama itu disebut punya hubungan khusus dengan Presiden SBY.
"Kenapa Bunda Putri yang begitu penting tapi tidak diproses, kenapa arah penegakan hukum bukan mencari intinya, tapi diputar-putar menjadi sensasi. Kenapa Sengman dan Bunda Putri tidak dipanggil," ujar Fahri di gedung DPR, Jakarta, Rabu (23/10).
Menurut Fahri, munculnya nama-nama makelar kasus yang punya hubungan spesial dengan Presiden SBY membuktikan bahwa KPK hanya memproduksi sampah dalam menangani kasus korupsi.
Lantaran, nama Sengman Cahya dan Bunda Putri bermula dari hasil penyadapan telepon yang dituangkan ke berita acara pemeriksaan (BAP) dan dibawa ke persidangan. Apalagi, di dalam sidang, Ketua Majelis Syuro PKS Hilmi Aminuddin juga mengakui bahwa Bunda Putri adalah salah satu mantan muridnya.
"Namanya nanti juga hilang, padahal itu orang penting. Inilah jahatnya penegakan hukum memproduksi sampah karena tidak diawasi. Bunda Putri berminggu-minggu didiskusikan. SBY juga begitu tidak mengerti persoalan, main emosi saja," jelas anggota Komisi III itu.
Namun begitu, saat ditanya apakah benar Bunda Putri merupakan mantan murid dari Hilmi Aminuddin, Fahri enggan menjelaskan. Katanya, yang terpenting adalah penegakan hukum yang benar, bukan soal munculnya nama-nama misterius.
"Bukan soal tidak benar, tapi fokus ke perkaranya. KPK harus tanggung jawab," tegasnya seperti dilansir RMOL.
"Kenapa Bunda Putri yang begitu penting tapi tidak diproses, kenapa arah penegakan hukum bukan mencari intinya, tapi diputar-putar menjadi sensasi. Kenapa Sengman dan Bunda Putri tidak dipanggil," ujar Fahri di gedung DPR, Jakarta, Rabu (23/10).
Menurut Fahri, munculnya nama-nama makelar kasus yang punya hubungan spesial dengan Presiden SBY membuktikan bahwa KPK hanya memproduksi sampah dalam menangani kasus korupsi.
Lantaran, nama Sengman Cahya dan Bunda Putri bermula dari hasil penyadapan telepon yang dituangkan ke berita acara pemeriksaan (BAP) dan dibawa ke persidangan. Apalagi, di dalam sidang, Ketua Majelis Syuro PKS Hilmi Aminuddin juga mengakui bahwa Bunda Putri adalah salah satu mantan muridnya.
"Namanya nanti juga hilang, padahal itu orang penting. Inilah jahatnya penegakan hukum memproduksi sampah karena tidak diawasi. Bunda Putri berminggu-minggu didiskusikan. SBY juga begitu tidak mengerti persoalan, main emosi saja," jelas anggota Komisi III itu.
Namun begitu, saat ditanya apakah benar Bunda Putri merupakan mantan murid dari Hilmi Aminuddin, Fahri enggan menjelaskan. Katanya, yang terpenting adalah penegakan hukum yang benar, bukan soal munculnya nama-nama misterius.
"Bukan soal tidak benar, tapi fokus ke perkaranya. KPK harus tanggung jawab," tegasnya seperti dilansir RMOL.
0 comments:
Posting Komentar