Berkhidmat Untuk Rakyat

Berkhidmat             Untuk            Rakyat

Kamis, 19 September 2013

Kudeta: Meng-Indonesiakan Mesir | Nandang Burhanudin

Ilustrasi
Di awal-awal kudeta terhadap Mursi dan Ikhwanul Muslimin, muncul beberapa opsi;

1. Model Al-jazair, namun terpinggirkan karena Ikhwan tidak terprovokasi mengangkat senjata.

2. Model Yaman, dimana mantan Presiden menjadi "Bapak utama".

3. Model Indonesia, kekuasaan dipimpin oleh sang mantan militer. Kemungkinan ini sangat jelas.

Namun ternyata, model Indonesiasi Mesir yang dipilih. Alasannya:

1. Konstitusi diganti total, dengan meniadakan unsur-unsur Islam (agama resmi, pasal 209, syariah, dan Mesir bagian dari umat Islam). Pilihan Mesir sebagai negara sekuler, persis sama dengan Indonesia yang berpenduduk mayoritas Islam, namun syiar keislaman masih kalah oleh Baronsai.

2. Jika amandemen konstitusi Mesir menghapuskan kata Kristen-Yahudi diganti dengan non-Islam, maka hal ini sama persis dengan Indonesia. Dimana bahasa yang digunakan sangat jauh dari substansi.

3. Jika amandemen ketiga tentang hak sipil dilakukan, maka konstitusi Mesir akan mengakui pernikahan LGBT. Terbayang gimana jadinya?

Boleh jadi, komandan kudeta akan mengundurkan diri untuk kemudian mencapreskan sendiri. Kampanye-kampanye terselubung sudah mulai marak. Dimulai di Jerman dengan model pengumpulan tandatangan, yang 'katanya' akan mencapai 32 juta pendukung. Hal yang ditentang perwakilan Islamis. Ditentang karena sangat mustahil, dukungan tandatangan 32 juta itu nyata. Mengingat jumlah pemilih saja hanya 38 juta. Mustahil kedua, berapa ribu ton kertas yang akan digunakan untuk 32 jt pendukung? Berapa kontainer? Berapa ribu pekerja untuk memprosesnya? Dan lain-lain.

Satu hal yang pasti, Partai An-Nur sudah memberi jalan kepada komandan kudeta untuk jadi capres dalam pemilu yang dipastikan jauh dari jurdil. An-Nur menyetujui pasal, pelarangan capres dari kalangan Islamis.

Bagi saya, Mesir akan susah di-Indonesiasikan. Melihat akar keislaman masyarakatnya jauh lebih kuat daripada muslim Indonesia. Di sisi lain, tabiat rakyat Mesir pun berbeda dengan tabiat Indonesia yang cenderung pelupa dan "memaafkan". Terbukti koruptor ulung saja dimaafkan asal nyumbang "recehan" ke masjid. Bahkan akan membolehkan gereja didirikan, asal nyumbang karpet buat masjid.

Nampaknya Mesir bersyariah akan terjadi 40 tahun lagi. Karena syariah hanya nyaman diteriakkan, tidak untuk direalisasikan.


By: Nandang Burhanudin

0 comments:

Posting Komentar

***

***

Entri Populer

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best Buy Coupons | Re-Design by DPC PKS Jetis