Berkhidmat Untuk Rakyat

Berkhidmat             Untuk            Rakyat

Selasa, 23 Juli 2013

Jalur Pengajian Tetap Jadi Andalan Rekrutmen Kader

Fotografer: Pembaca
Jakarta - Jalur pengajian tarbiyah masih menjadi sistem Partai Keadilan, -yang kini menjelma menjadi Partai Keadilan Sejahtera-, untuk urusan pengkaderan mulai dari tingkat ranting. Cara pengajian melalui majelis taklim ini tetap dipertahankan partai dakwah tersebut untuk membentuk simpatisan yang berkarakter dan mengenal agama.

Setiap simpatisan tidak dipaksa untuk mengikuti pengajian yang nantinya dikelompokan menjadi halaqoh. Satu kelompok pengajian biasanya berisi 10 sampai 15 orang. Pengajian ini dilakukan dengan waktu yang ditentukan secara bergilir. Kadang di rumah murabbi (pembimbing) atau mutarabbi (yang dibimbing). Biasanya dalam proses pencarian calon simpatisan, lokasi yang biasa digunakan adalah masjid atau kampus.

Ada juga melalui rekomendasi teman pengajian yang sudah lebih dulu bergabung. “Tarbiyah atau liqo kan bisa bentuk pola pikir seseorang bagus atau tidak. Murabbi itu bisa ngelihat dan ketahuan kan kualitas yang mau masuk,” kata seorang simpatisan PKS dari Duren Sawit, Jakarta Timur, Albi Irwan kepada Detik, kemarin.

Albi mengakui pengajian tarbiyah sejauh ini bisa memberikan kesolidan terhadap pengkaderan mulai tingkat ranting. Menurut dia, biasanya kalau simpatisan tingkat ranting yang potensial dan punya pengetahuan agama lebih pintar maka akan ditawari menjadi pengurus aktif di tingkat kepengurusan yang lebih tinggi di daerahnya.

Untuk jenjang di level Dewan Pengurus Daerah (DPD) juga begitu. Selain itu, dengan latar belakang punya banyak binaan serta relasi, juga menjadi modal lain bagi seorang simpatisan untuk menjadi pengurus di tingkat kepengurusan yang tinggi. “Jadi, enggak ada itu yang namanya duit dan tidak asal comot saja. Kami masuk liqo juga enggak dipungut uang. Niat awal saya tulus hanya ingin mendalami agama,” ujarnya.

Agar simpatisan solid, biasanya setiap pengurus tingkat ranting juga punya beberapa agenda rutin seperti senam bersama sepekan sekali pada hari libur. Senam ini juga ada pembagian untuk ikhwan (pria) dan akhwat (perempuan). Kegiatan senam ini tergantung kepengurusan di setiap daerah karena tidak semua tingkat ranting atau DPC menetapkan senam bersama sebagai agenda rutin. Namun, selama bulan Ramadan agenda senam bersama ini diliburkan sementara.

Untuk santunan, biasanya juga dilakukan secara rutin dengan waktu tertentu. Biasanya momen tertentu seperti Idul Adha, Idul Fitri, hingga 10 Muharram menjadi agenda khusus untuk memberikan santunan. Begitupun saat bulan Ramadan, pengurus biasanya juga lebih aktif menggelar kegiatan bakti sosial. “Selain santunan, nanti sore di perempatan BKT, depan McDonald's ada bagi-bagi takjil on the road,” kata pria yang juga karyawan swasta ini.

Hal senada dilontarkan simpatisan PKS dari Kramat Jati, Jakarta Timur, Ihsan, 29. Menurut dia, dalam proses pengkaderan, PKS punya metode tersendiri dan tidak asal comot. Ia juga mengatakan dalam pengkaderan tidak selamanya berasal dari organisasi kampus seperti Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia.

Ia menegaskan PKS sudah tidak identik dengan KAMMI lagi karena dari struktur organisasi juga tidak ada. Meski dari sejarah berdirinya memang tidak bisa dibantah kalau PKS punya kaitan dengan KAMMI. “Di kampus, kami punya cara. Enggak harus dari KAMMI. Ini yang mesti dipertahankan dan bagus kualitas simpatisan dalam setiap liqo,” ujarnya.detikNews

0 comments:

Posting Komentar

***

***

Entri Populer

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best Buy Coupons | Re-Design by DPC PKS Jetis