Oleh Amin Subagio
Selasa malam tanggal 24 September 2013 Kaderisasi Sleman menyelenggarakan Tatsqif Akbar ikhwan. Pembicaranya spesial, As-Syeikh Cahyadi Takariawan.
Karena sudah lama tidak ketemu pak Cah, saya iseng menunggu di parkiran, siapa tahu bisa bersalaman dengan beliau. Benar saja, ketika pak Cah datang, langsung saya temui. Beruntung karena beliau tidak dikawal kepanduan yang berbadan tegap sehingga bisa leluasa bersalaman dan cipika-cipiki.
Melihat saya, pak Cah tersenyum sambil tertawa ringan dan menyapa, “Weiiih.. besar sekali antum Min”.
Saya terkekeh dan langsung buru-buru mengajak beliau masuk ruangan. Saya khawatir beliau akan bertanya lagi, “Berapa berat antum Min?”. Alhamdulillah karena saya berhasil ‘nyelamurke’, pertanyaan ini tidak terjadi. Karena menurut analisis Wahyu S.TOP. orang gemuk cenderung tidak jujur ketika ditanya tentang berat badan.
Saat beliau di depan memberikan taujih, saya melihat ke kiri dan kanan sambil ‘mengira-ira’ jumlah peserta yang hadir. Ada temen-temen lama yang saya kenal dan kader muda yang tidak tahu namanya. Menarik sekali karena wajah-wajah kader senior rata-rata diatas 40 tahun, sudah banyak beruban dan ‘maaf’ ada juga yang sudah botak. Ini proses alami dan tidak bisa dihindari karena ketika ditanyakan kepada mereka untuk memilih, enak mana duluan ubanan atau rambut botak? tentu semua sulit untuk menjawab. Ini proses alami, lambat laun kita menjadi tua dan menjelma menjadi seorang kakek-kakek.
"Sehingga apabila dia telah dewasa dan umurnya sampai empat puluh tahun ia berdoa: "Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang saleh yang Engkau ridhoi; berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertobat kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri." (QS. Al-Ahqaf: 15).
Tepat sekali taujih pak Cah, betapa hebatnya regenerasi ikhwah Mesir. Mereka sudah terbiasa dengan tribulasi dan yang menarik gerakan ini semakin ditindas semakin tumbuh subur. Kita disini boleh meratap dengan cobaan yang mereka alami, tetapi mereka tetap tegar. Regenerasi berjalan sangat mulus. Estafet perjuangan tidak terputus, terus-menerus dan MEWARISKAN kepada anak cucu.
Cukuplah peristiwa yang menimpa Asmaa Mohamed El Beltaji (17 tahun) yang syahid pada tragedi berdarah di Medan Rab’ah (14/8/2013) menjadi contoh PEWARISAN TARBIYAH. Beliau adalah putri satu-satunya Mohammed El Beltaji. PEWARISAN TARBIYAH KEPADA ANAK KADER SANGAT MULUS.
Kita semua akan menjadi kakek-nenek. Pertanyaannya, kepada siapa dakwah ini akan kita wariskan? Kewajiban pertama pewarisan dakwah ini adalah kepada anak-anak kita. Lantas apakah kita sudah berhasil menjadikan anak-anak kita sebagai kader-kader muda yang siap untuk menyambut tongkat estafet perjuangan ayah dan ibunya?
Tema 'TARBIYAH ANAK KADER’ harus senantiasa menjadi perhatian utama kita.Wallahu a’lam.
0 comments:
Posting Komentar