Berkhidmat Untuk Rakyat

Berkhidmat             Untuk            Rakyat

Minggu, 28 Juli 2013

Pemikir Islam Mesir Berikan Solusi Demokratis Melawan Kudeta Militer

Pasca pembantaian berdarah yang dilakukan oleh pemerintahan kudeta militer yang menelan 200 korban meninggal dan 4500 luka-luka, sejumlah cendikiawan dan pemikir Mesir berkumpul melakukan konferensi pers dan memberikan inisiatif keluar dari krisis saat ini yang terjadi di Mesir.
Dalam konferensi pers yang disiarkan langsung oleh Aljazeera Live tersebut para cendikiawan dan pemikir Mesir mengutuk pembantaian berdarah yang dilakukan oleh rezim kudeta militer di Rabaah Al Adawiyah dan menggangap kudeta militer mengkhianati rakyat dan revolusi 25 Januari 2011 lalu.
Mereka meminta kembalinya presiden sah yang terpilih secara demokratis agar memberikan kewenangan kepada kementerian sementara agar melakukan pemilihan presiden baru dan cepat.
Inisiatif cendiakawan dan pemikir Mesir yang berjudul “Perjalanan Demokrasi Menghadapi Kudeta Militer” tersebur berisi beberapa poin yang dibacakan langsung oleh DR. Muhammad Salim Al Awa, merujuk kepada pasal 141-142 dari konstitusi hasil referendum 2012, Presiden Republik memberikan kewenangan penuh kepada perdana menteri kompromi dan meminta kementerian sementara melakukan pemilihan anggota parlemen dalam jangka waktu 60 hari.
Berikut poin inisiatif cendikiawan dan pemikir Mesir, seperti dikutip dari Islamic Geographic:
  1. Presiden Republik (Muhammad Mursi)memberikan kewenangan  kekuasaan  kepada kementerian nasional sementara.
  2. Menyeru kepada kementerian sementara – agar segera dan tanpa penundaan – melakukan pemilihan anggota parlemen.
  3. Sesuai dengan hasil pemilihan DPR dan sesuai dengan Konstitusi, dibentuk  ”Kementerian tetap”, yang memegang kekuasaan eksekutif dalam negara.
  4.  Setelah itu ditentukan prosedur penyelenggaraan pemilu presiden cepat, sesuai dengan ketentuan konstitusi.
  5. Juga menentukan tindakan yang diperlukan untuk mengamandemen konstitusi dan rekonsiliasi nasional atas dasar demokrasi dan kompromi.
Dalam konferensi tersebut, DR Muhammad Salim Al Awa juga menjelaskan bahwa darah yang mengalir hari ini, tanggungjawabnya ditanggung oleh mereka yang mengeluarkan perintah untuk menggunakan kekuatan kepada demonstran, dan mereka yang menyampaikan perintah kepada penduduk, dan mereka yang menjalankan perintah ini di lapangan.
Inisiatif ini ditandatangani oleh Syaikh Hassan Syafi’i (Penasihat Syaikh Al-Azhar), Pakar Konstitusi Thariq Al Bishri, Pakar Hukum DR. Muhammad Salim Al Awa, Cendikiawan Islam DR. Muhammad Imarah, Pemikir Mesir DR Fahmi Huwaidi, Saifuddin Abdul Fattah, Thala’at Afifi (mantan Menteri Wakaf Mesir), Muhammad Mahsub, dan Hubbah Rauf Izzat.
Sementara itu, pakar konstitusi Dr.Thariq Bishri berkata, waktu ini tidak ada penyelesaian lain kecuali mengembalikan konstitusi 2012 yang dibatalkan oleh tentara pada 3 Juli yang lalu. Beliau yang merupakan anak mantan Syaikh Al Azhar Al Marhum Syaikh Salim Bishri berkata, ia satu-satunya konstitusi yang terbaik dalam sejarah negara Mesir dan diakui oleh lebih 60%  rakyat dalam pungutan suara.
Seorang lagi tokoh pemikir Islam, Dr. Muhammed ‘Imarah yang turut serta dalam solusi ini berkata, musibah besar bagi tentara Mesir karena sibuk di lapangan politik, berbeda dengan negara-negara maju yang lain. “Anda tahu kenapa Mesir ini mundur, faktornya karena tentara suka melibatkan diri dalam perselisihan politik.”
Ikhwanul Muslimin memberikan respon positif terhadap solusi ini.

0 comments:

Posting Komentar

***

***

Entri Populer

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best Buy Coupons | Re-Design by DPC PKS Jetis