Usia XT Square memang sudah cukup lama. Dibuka semenjak 20 Desember 2012, XT Square telah ditetapkan sebagai destinasi bari bagi wilayah selatan Kota Yogyakarta.
Namun kebijakan Pemkot Jogja itu belum membawa dampak berarti bagi para pedagang yang menempati kios-kios di bekas Terminal Umbulharjo.
Mereka mulai mengeluh. Dagangan sepi pembeli. Wisatawan yang datang juga terhitung minim.
Saat dikunjungi sekitar pukul 15.00 (9/6/2013) beberapa kios kerajinan dan batik banyak yang tutup. Itu terlihat dari lantai dasar maupun lantai dua. Tak pelak beberapa pedagang curhat karena banyak rekannya yang tidak berjualan hari itu. Seorang pedagang mengungkapkan secara blak-blakan soal nasibnya selama membuka usaha.
“Sudah setengah tahun tidak ada perkembangan pendapatan. Pengeluaran untuk membayar kios tidak sebanding dengan pemasukan” keluh pedagang tersebut.
Ia menyebutkan kurangnya promosi XT Square ditengarai sebagai salah satu penyebabnya. Menurut dia, seharusnya Pemkot melakukan pengawasan dan pembinaan yang serius. Dengan begitu wisatawan tidak hanya datang untuk mengunjungi kawasan Jogja utara. Namun pelancong dari luar Jogja juga diarahkan datang ke XT Square.
Momentum libur panjang sekolah maupun menyambut puasa dan lebaran bisa dimanfaatkan untuk promosi. Perhatian Pemkot semestinya juga dilakukan bagaimana saat mengadakan acara Jogja Kreatif yang ramai dikunjungi masyarakat.
“Bicara pendapatan nasib-nasiban, pasrah dan sabar saja. Ada satu pembeli saja sudah menghibur” ucapnya sambil menerawang jauh.
Ketua Komisi C DPRD Kota Yogyakarta Zuhrif Hudaya |
Pedagang juga mengusulkan agar manajemen mengambil langkah jemput bola. Misalnya sejumlah tamu hotel diajak ke XT Square. Hal itu diyakini akan membantu menongkrak jumlah pengunjung. Sayangnya harapan tersebut belum dapat direalisasikan sampai sekarang. Hingga saat ini belum ada bus wisata yang mampir ke XT Square. Padahal kalau dilihat setiap hari parker tamu hotel disekitar XT Square minimal dua bus besar. “Tapi tetap saja tidak ada yang menggaetnya kemari” ujarnya.
Ketua Komisi C DPRD Kota Yogyakarta Zuhrif Hudaya menilai, pembangunan ekonomi masyarakat di sisi selatan Jogja Selatan masih belum merata. Sebetulnya kawasan tersebut banyak mempunyau sarana pendukung. Namun lagi-lagi dorongan dari Pemkot masih kurang.
“Walikota seharusnya sudah memikirkan. Jogja Selatan butuh perhatian” ucapnya.
Dorongan tersebut antara lain mencakup usaha UMKM, seni budaya, kampung wisata dan sentuhan lainnya.
Tujuannya menggaet potensi wisatawan. Sehingga kawasan XT Square akan lebih menggeliat.
0 comments:
Posting Komentar