Kredibilitas Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sedang di ujung tanduk. Apa pasalnya? Di mata publik, sepak terjang KPK dalam menangani kasus-kasus korupsi di Indonesia mulai dinilai tebang pilih.
Pengamat hukum Margarito mengatakan, sikap ini justru akan mengerdilkan kredibilitas KPK di mata rakyat Indonesia. Lalu apa beadanya KPK dengan lembaga penegak hukum lainnya, apabila masih tebang pilih dalam mengungkap suatu perkara korupsi? ”Ini berbahaya sekali. KPK harus tetap form dalam memberantas segala bentuk korupsi. Kalau tidak, KPK sendiri yang akan menghancurkan kredibilitasnya,” tandas Margarito.
Sikap tebang pilih KPK ini sangat ketara sekali saat menangani kasus dugaan suap impor daging sapi, bila dibandingkan dengan kasus korupsi Hambalang. KPK tampak sangat trengginas dalam membongkar kasus suap impor daging sapi, namun tidak sebanding saat mengurai kasus korupsi di proyek Hambalang, Bogor, Jawa Barat. Penanganannya sangat lamban dan tidak tegas.
“Saat menyidik kasus (dugaan) suap impor daging sapi yang menyeret PKS (Partai Keadilan Sejahtera), KPK begitu menggelegar. Kata anak sekarang, cetar membahana. Namun untuk korupsi Hambalang, KPK terlihat sunyi senyap. Ini ada apa? Aneh sekali,” lanjutnya, Senin (20/5).
Salah satu yang disorot oleh publik adalah, keengganan (KPK) menggunakan Undang-undang Tindak Pidana Pencucian Uang (UU TPPU) dalam korupsi proyek Hambalang. Wajar saja kalau hal ini lantas mengundang kecurigaan publik. Apakah KPK takut??
Margarito juga menantang KPK untuk berani menerapkan UU No. 8 Tahun 2010 tentang TPPU dalam berkas korupsi Hambalang yang menyerat mantan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Andi Mallarangeng. ”Wajar kalau publik termasuk saya, mempertanyakan masalah ini. Kenapa KPK tidak gunakan UU TPPU dalam kasus Hambalang. Siapa yang dilindungi KPK? Atau KPK takut?” tegasnya.
Kali ini KPK tidak bisa menghindar dari kesan tebang pilih dalam penanganan perkara korupsi. “Dalam korupsi Hambalang, KPK belum bisa tentukan, berapa kerugian yang diderita negara. Sepertinya, KPK main-main dalam menangani korupsi Hambalang,” tambah Magarito.
http://news.fimadani.com/ read/2013/05/21/ pengamat-kpk-trengginas-di- kasus-sapi-main-main-di-ha mbalang/
Pengamat hukum Margarito mengatakan, sikap ini justru akan mengerdilkan kredibilitas KPK di mata rakyat Indonesia. Lalu apa beadanya KPK dengan lembaga penegak hukum lainnya, apabila masih tebang pilih dalam mengungkap suatu perkara korupsi? ”Ini berbahaya sekali. KPK harus tetap form dalam memberantas segala bentuk korupsi. Kalau tidak, KPK sendiri yang akan menghancurkan kredibilitasnya,” tandas Margarito.
Sikap tebang pilih KPK ini sangat ketara sekali saat menangani kasus dugaan suap impor daging sapi, bila dibandingkan dengan kasus korupsi Hambalang. KPK tampak sangat trengginas dalam membongkar kasus suap impor daging sapi, namun tidak sebanding saat mengurai kasus korupsi di proyek Hambalang, Bogor, Jawa Barat. Penanganannya sangat lamban dan tidak tegas.
“Saat menyidik kasus (dugaan) suap impor daging sapi yang menyeret PKS (Partai Keadilan Sejahtera), KPK begitu menggelegar. Kata anak sekarang, cetar membahana. Namun untuk korupsi Hambalang, KPK terlihat sunyi senyap. Ini ada apa? Aneh sekali,” lanjutnya, Senin (20/5).
Salah satu yang disorot oleh publik adalah, keengganan (KPK) menggunakan Undang-undang Tindak Pidana Pencucian Uang (UU TPPU) dalam korupsi proyek Hambalang. Wajar saja kalau hal ini lantas mengundang kecurigaan publik. Apakah KPK takut??
Margarito juga menantang KPK untuk berani menerapkan UU No. 8 Tahun 2010 tentang TPPU dalam berkas korupsi Hambalang yang menyerat mantan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Andi Mallarangeng. ”Wajar kalau publik termasuk saya, mempertanyakan masalah ini. Kenapa KPK tidak gunakan UU TPPU dalam kasus Hambalang. Siapa yang dilindungi KPK? Atau KPK takut?” tegasnya.
Kali ini KPK tidak bisa menghindar dari kesan tebang pilih dalam penanganan perkara korupsi. “Dalam korupsi Hambalang, KPK belum bisa tentukan, berapa kerugian yang diderita negara. Sepertinya, KPK main-main dalam menangani korupsi Hambalang,” tambah Magarito.
http://news.fimadani.com/
0 comments:
Posting Komentar