Oleh : Ida Nurlaila
Namun bukan itu yang mengejutkan. Aku masih menemukan pribadi yang sama, dengan yang kukenal dulu. Keramahan, senyum cerah dan kehalusan pekerti.Terlebih yang aku salut adalah : kesederhanaan.
Jabatan, kedudukan tidak mengubah penampilannya sore itu. Memakai bawahan hitam polos dan atasan putih bergaris, jaket hitam, sepatu hitam, beliau seperti kebanyakan akhwat atau ummahat. Kerudungnya juga biasa saja. Kulirik sepatunya, sekalipun tidak usang, nampak kalau sudah berbilang waktu.
Namun bukan itu yang mengejutkan. Aku masih menemukan pribadi yang sama, dengan yang kukenal dulu. Keramahan, senyum cerah dan kehalusan pekerti.Terlebih yang aku salut adalah : kesederhanaan.
Jabatan, kedudukan tidak mengubah penampilannya sore itu. Memakai bawahan hitam polos dan atasan putih bergaris, jaket hitam, sepatu hitam, beliau seperti kebanyakan akhwat atau ummahat. Kerudungnya juga biasa saja. Kulirik sepatunya, sekalipun tidak usang, nampak kalau sudah berbilang waktu.
“ Maaf ya mbak, saya tidak pernah menelepon atau SMS, sejak menjadi bu Mentri, saya khawatir mengganggu kesibukannya....” kataku. Aku hanya menyampaikan perasaanku yang sesungguhnya.
“ Saya bukan Mentri, bu Ida...saya orang biasa saja....” senyumnya selalu mengembang.
Kamipun mengobrol mengenang masa lalu dan saling bertukar cerita.
Betapa terkejut aku saat mengetahui beliau datang ke Jogja dengan menggunakan mobil.
“ Long week end cari tiket kereta kok penuh. Akhirnya bawa mobil saja....”
Kamipun mengobrol mengenang masa lalu dan saling bertukar cerita.
Betapa terkejut aku saat mengetahui beliau datang ke Jogja dengan menggunakan mobil.
“ Long week end cari tiket kereta kok penuh. Akhirnya bawa mobil saja....”
Hmm Jakarta-Jogja-Jakarta, ditempuh dengan bermobil, demi bertemu para kader. Untuk seorang aleg sekaligus istri Mentri, mungkin cerita aneh bagi orang awam. Namun inilah sosok penuh kesahajaan dari beliau.
Dengan senang hati aku menuruti permintaan teman-teman untuk mendampingi beliau, menjadi moderator dalam forum sore itu. Rasanya tak puas menghabiskan sore itu dengan berdialog tentang Pengarus Utamaan Keluarga bersama beliau, salah satu bunda yang kukagumi karena kepeduliaan dan fikirannya yang bernas.
Dengan senang hati aku menuruti permintaan teman-teman untuk mendampingi beliau, menjadi moderator dalam forum sore itu. Rasanya tak puas menghabiskan sore itu dengan berdialog tentang Pengarus Utamaan Keluarga bersama beliau, salah satu bunda yang kukagumi karena kepeduliaan dan fikirannya yang bernas.
Sore ini bertambah lagi kekagumanku pada kesederhanaannya. Pada keramahannya dan bagaimana beliau menghormati setiap orang dengan berbicara dalam bahasa jawa halus disertai pandangan penuh cinta dan senyum yang selalu mengembang.
Semoga kita semua dapat berlaku demikian. Sekalipun nantinya roda berputar dan Allah menghendaki kita atau suami kita menduduki jabatan apapun, apakah ketua RT, Ketua RW, atau Lurah, Camat, Bupati, Walikota, Gubernur atau Mentri. Tak hilang kesahajaan, keramahan dan penghargaan kita kepada orang lain.
Alhamdulillah ya Allah, telah Kau pertemukan aku dengan sebuah sosok penuh teladan dan hikmah, yang membuatku menilai ulang diriku sendiri.
Beliau adalah Ibu Sri Rahayu istri Menkominfo Ustadz Tifatul Sembiring...
Semoga kita semua dapat berlaku demikian. Sekalipun nantinya roda berputar dan Allah menghendaki kita atau suami kita menduduki jabatan apapun, apakah ketua RT, Ketua RW, atau Lurah, Camat, Bupati, Walikota, Gubernur atau Mentri. Tak hilang kesahajaan, keramahan dan penghargaan kita kepada orang lain.
Alhamdulillah ya Allah, telah Kau pertemukan aku dengan sebuah sosok penuh teladan dan hikmah, yang membuatku menilai ulang diriku sendiri.
Beliau adalah Ibu Sri Rahayu istri Menkominfo Ustadz Tifatul Sembiring...
* http://www.pksbanguntapan.com/2013/04/inilah-profil-sri-rahayu-istri-ust.html
0 comments:
Posting Komentar