Orasi Dr. Safwat Hijazy dari podium legitimasi Rabea el Adawea di hari Jum'at Gelombang Massa, Jum'atuz Zahf (12/7).
Jika mereka bertanya : Sampai kapan kalian bertahan di lapangan ini?
Kami menjawab, kami akan tetap di medan-medan ini hingga terwujud satu dari dua tujuan kami, kembalinya presiden melaksanakan tugasnya atau kami akan mati sebagai syahid.
Kami sedang melakukan persiapan untuk menyambut Idul Fitri. Semalam beberapa orang muslimat mendatangi kami minta disediakan tempat memasak di medan ini untuk membuat penganan di hari raya.
Kami tegaskan, dalam waktu dekat presiden akan kembali. Namun jika kenyataannya berbeda - Allah berkehendak lain- kami telah siap bertahan di sini sebulan atau dua bulan atau setahun atau dua tahun hingga presiden kembali.
Kami di sini melakukan aksi damai dan tidak akan merusak kedamaian ini dengan mengangkat senjata melawan tentara Mesir, walaupun kami dibunuh. Kami siap menjadi hamba Allah yang dibunuh dan tidak menjadi hamba Allah yang membunuh.
Memang, kami mampu lakukan pemberontakan, kami juga bisa untuk mengepung instansi-instansi pemerintahan tapi kami tidak mau lakukan itu, tidak ingin merusak dan mengganggu kepentingan umum.
Kami akan terus dan tidak akan berhenti menyuarakan tuntutan-tuntutan kami:
-Kembalinya presiden Dr. Muhammad Mursi menjalankan agenda kepresidenannya
-Melaksanakan pemilu legislatif secepatnya sebagai perwujudan aspirasi rakyat
-Membentuk komite amandeman beberapa pasal undang-undang
-Mengaktifkan kembali Majelis Shoura (MPR)
-Membentuk Komite Rekonsiliasi Nasional
Kami sedang melakukan persiapan untuk menyambut Idul Fitri. Semalam beberapa orang muslimat mendatangi kami minta disediakan tempat memasak di medan ini untuk membuat penganan di hari raya.
Kami tegaskan, dalam waktu dekat presiden akan kembali. Namun jika kenyataannya berbeda - Allah berkehendak lain- kami telah siap bertahan di sini sebulan atau dua bulan atau setahun atau dua tahun hingga presiden kembali.
Kami di sini melakukan aksi damai dan tidak akan merusak kedamaian ini dengan mengangkat senjata melawan tentara Mesir, walaupun kami dibunuh. Kami siap menjadi hamba Allah yang dibunuh dan tidak menjadi hamba Allah yang membunuh.
Memang, kami mampu lakukan pemberontakan, kami juga bisa untuk mengepung instansi-instansi pemerintahan tapi kami tidak mau lakukan itu, tidak ingin merusak dan mengganggu kepentingan umum.
Kami akan terus dan tidak akan berhenti menyuarakan tuntutan-tuntutan kami:
-Kembalinya presiden Dr. Muhammad Mursi menjalankan agenda kepresidenannya
-Melaksanakan pemilu legislatif secepatnya sebagai perwujudan aspirasi rakyat
-Membentuk komite amandeman beberapa pasal undang-undang
-Mengaktifkan kembali Majelis Shoura (MPR)
-Membentuk Komite Rekonsiliasi Nasional
Siapapun yang ingin melakukan evaluasi atau pemecatan terhadap presiden, bagi kami tidak ada yang 'kebal' dari evaluasi meskipun seorang presiden. Akan tetapi ia dievaluasi, diturunkan atau diadili harus sesuai dengan undang-undang yang telah disepakati oleh rakyat Mesir.
Kami akan tetap bertahan di tempat ini!
Kami akan tetap bertahan di tempat ini!
SINAIOnline-
0 comments:
Posting Komentar