Berkhidmat Untuk Rakyat

Berkhidmat             Untuk            Rakyat

Sabtu, 29 Juni 2013

Akmal Sjafril: Pernyataan Ulil Tidak Mencerminkan Intelektualitas Akademisi

Menanggapi pernyataan pentolan Jaringan Islam Liberal (JIL), Ulil Abshar Abdala yang menyatakan bahwa negeri-negeri Muslim saat ini memble dan mengajak semua pihak untuk menyelamatkan Indonesia dari syariat Islam, pendiri #IndonesiaTanpaJIL, Akmal Sjafril, ST., MA., menyatakan bahwa pernyataan Ulil Abshar tersebut tidak mencerminkan intelektualitas seorang akademisi.
“Tanggapan Ulil tidak mencerminkan intelektualitas seorang akademisi. Semestinya Ulil mau meneliti kembali, apakah negara-negara yang disebutnya memble itu memang memble karena Islam atau syari’at Islamnya, ataukah karena sebab-sebab yang lain? Sebaliknya, negara-negara yang dianggapnya tidak memble itu menjadi sukses karena tidak menjalankan syari’at Islam atau karena sebab-sebab yang lain?” kata penulis buku Islam Liberal 101 itu kepada Fimadani, Jumat 29 Juni 2013.
Ia menjelaskan bahwa Prof. H.M. Rasjidi sudah menjawab pernyataan Ulil tersebut, yang juga ditanyakan oleh orang-orang pada masanya.
“Prof. HM. Rasjidi sudah sejak lama menjawab persoalan ini. Dahulu, banyak orang bertanya, mengapa negeri-negeri Islam miskin, sedangkan negara-negara Kristen kaya-raya? Prof. Rasjidi kemudian mengoreksi pertanyaan ini. Sebab, tidak tepat jika dikatakan bahwa negeri-negeri Islam itu miskin. Jika sampelnya Bangladesh atau Somalia memang terkesan demikian, tapi bagaimana dengan Arab Saudi atau Kuwait?” ujarnya.
Penulis buku Buya HAMKA, Antara Kelurusan Aqidah dan Pluralisme itu melanjutkan, “Demikian juga tidak tepat jika dikatakan bahwa negara-negara Kristen itu kaya-raya. Negara-negara di Amerika Utara dan Eropa Barat mungkin benar, tapi yang di Amerika Selatan dan Eropa Timur memble juga. Di Eropa malah sudah terjadi krisis keuangan, korban terparahnya adalah Yunani. Dengan kata lain, negara-negara Islam tidak memble karena keislamannya, sebagaimana juga negara-negara Barat tidak sukses karena kekufurannya.”
Ia juga menyebut Ulil Abshar sebagai seorang pengekor Barat yang tidak menyukai fakta sejarah Islam.
“Saya rasa Ulil memang tidak suka dengan fakta sejarah yang menunjukkan bahwa Islam pernah berjaya, baik secara finansial maupun dari sisi pencapaian sains, dan di puncak kejayaannya itu, syari’at Islam tidak pernah ditinggalkan. Melihat referensi Ulil yang tidak jauh-jauh dari Barat, tidaklah mengherankan jika Ulil tidak mengetahui sejarah ini, sebab masa-masa kejayaan Islam memang seringkali disembunyikan oleh para sejarawan Barat.”
Dengan demikian, cara generalisasi yang dilakukan tokoh liberal itu tanpa melihat seluruh fakta adalah bentuk konsisi intelektualnya.
“Yang jelas, cara pengambilan kesimpulan Ulil untuk menggeneralisir suatu masalah dengan hanya menjadikan situasi terkini sebagai cermin telah menunjukkan kondisi intelektualitasnya sendiri,” tegasnya.
Sebelumnya, Ulil Abshar Abdalla,melontarkan pernyataan berbau SARA. Menurut Ulil, negeri-negeri Muslim saat ini memble. Tokoh Jaringan Islam Liberal (JIL) itu melalui media sosial Twitter, mengajak semua pihak untuk menyelamatkan Indonesia dari syariat Islam. “Selamatkan Indonesia dari syariat Islam,” tulis @ulil.http://news.fimadani.com

0 comments:

Posting Komentar

***

***

Entri Populer

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best Buy Coupons | Re-Design by DPC PKS Jetis