Presiden PKS Anis Matta menggaungkan misi kemanusiaan, menjadikan Indonesia sepenggal firdaus di muka bumi. Setelah orasinya, acara penutupan Rapimnas PKS dilanjutkan oleh pembacaan "puisi" oleh Anggota DPR RI Fahri Hamzah.
Siapa nyana, "puisi" tersebut pertama kali dibacakan pada Ahad, 9 Agustus 1998, di Lapangan Masjid Al-Azhar, Jakarta. Memang "puisi" itu tak lain ialah Piagam Deklarasi Partai Keadilan. Pembacaan naskah Piagam itu, seolah selaras dengan orasi Anis Matta yang menegaskan kembali PKS sebagai anak sah yang lahir dari rahim Reformasi.
Republika edisi 10 Agustus 1998 menurunkan liputan deklarasi tersebut sebagai berikut:
Meski nama pemimpinnya belum populer bagi kalangan kebanyakan, sekitar 50 ribu massa hadir dalam deklarasi Partai Keadilan di Masjid Al Azhar, Ahad kemarin. Halaman masjid yang cukup luas tak mampu menampung massa yang hadir, sehingga massa pun meruah di Jl Sisinga Mangaraja.
Massa yang hadir itu antara lain dari berbagai kota di Jabar, Jateng, Jatim, Medan, dan sebagian Lampung. Mereka sengaja menyewa belasan angkutan umum, dan bus untuk bisa menghadiri peristiwa akbar tersebut.
Menurut Fahri Hamzah kehadiran partai ini bukan saja untuk umat Islam, tapi terbuka untuk umum. Para tokoh Islamnya pun, kata Fahri, dari berbagai aliran, ada Muhammadiyah, Persis, NU, dan lainnya. ''Awalnya kami mencoba untuk menggali ke dalam satu partai. Akhirnya terbentukalah Partai Keadilan ini,'' ujar Fahri.
Fahri tak memungkiri bahwa basis partai ini adalah kalangan kampus, yaitu mahasiswa dan para pemuda. Sedangkan para pengurusnya merupakan personel baru yang selama ini tidak pernah tampil baik di masa Orba, apalagi Orla. Selang 15 tahun kemudian, Jum'at 19 April 2013, dalam lustrum ke-3 PKS di Semarang, Jawa Tengah, Piagam itu kembali dibacakan oleh Fahri Hamzah.Berikut naskah lengkapnya:
Bahwa sesungguhnya Bangsa Indonesia telah melintasi gelombang pasang naik dan pasang surut, menghela beban berat penjajahan, penindasan dan pengkhianatan.
Tahap demi tahap perjuangan panjang mengantarkan bangsa ini ke gerbang kemerdekaan dan kedaulatan, yang pada mulanya dicitakan untuk mewujudkan Negara yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial, sesuai dengan semangat Proklamasi 1945. Namun selama lima dekade berikutnya, garis sejarah itu mengalami berbagai penyimpangan, sehingga cita-cita besar bangsa menjadi kabur.
Kejatuhan rejim Orde Lama, diikuti dengan keruntuhan rejim Orde Baru, merupakan tragedi yang seharusnya menyadarkan kembali bangsa ini akan cita-cita luhurnya semula. Seluruh kekuatan bangsa wajib bergandeng tangan dengan landasan persaudaraan, keadilan, dan berpacu dalam kebaikan, seraya meninggalkan permusuhan, kedhaliman, dan pertikaian antar kelompok.
Gerakan mahasiswa, yang disokong penuh rakyat Indonesia, telah mengobarkan "Reformasi Mei 1998" sebagai peretas jalan bagi terbentuknya "Orde Reformasi";orde yang diikat dengan nilai-nilai fitri kemanusiaan berupa keimanan, moralitas, kemerdekaan, persamaan, kedamaian, dan keadilan. Berkat rahmat Allah SWT, kemudian dipicu semangat reformasi, tercetuslah momentum untuk membangun kembali negeri yang besar ini, dengan cara pandang yang benar dan meninggalkan segala bentuk kesalahan generasi terdahulu. Mari bersatu dalam kebenaran untuk mengisi lembaran sejarah baru agar bangsa Indonesia senantiasa berdiri tegak dan berperan serta dalam mewujudkan masyarakat international yang berperadaban.
Kejayaan atau kehancuran suatu negeri merupakan buah dari kepatuhan atau keingkaran penduduknya terhadap nilai-nilai religius dan universal, terutama nilai keadilan. Pada titik ini fitrah insani bertemu dengan tuntutan reformasi dan peluang demokratisasi. Maka perjuangan menegakkan keadilan pun menjadi keharusan, sebagai manifestasi misi utama Islam untuk menjadi rahmat bagi seluruh alam.
Demi mewujudkan cita-cita sejati Proklamasi, mengisi kemerdekaan, mempertahankan kedaulatan dan pe rsatuan, serta berbekal semangat reformasi dan dukungan umat dari berbagai daerah, kami selaku anak bangsa dengan ini mendeklarasikan berdirinya PARTAI KEADILAN.
Semoga Allah Yang Maha Kuasa membimbing dan memberi kekuatan untuk menegakkan keadilan, mewujudkan kesejahteraan dan kemakmuran bagi seluruh bangsa Indonesia.
"... Berbuat adillah, karena adil itu lebih dekat kepada taqwa ..."*
(Al-Qur-an, Surah Al-Maidah: 8)
0 comments:
Posting Komentar